Yahudi Israel tambah sibuk mengumpulkan dana untuk menghancurkan Masjid Al-Aqsa,'Semua yang kita tahu bahwa kita sekarang hidup di zaman mukjizat, "Yehuda Glick direktur eksekutif Temple Institute, mengatakan kepada Sydney Morning Herald Sabtu 14 November.
Glick,
44 tahun Yahudi kelahiran Amerika , menghabiskan sebagian besar
waktunya untuk mempersiapkan kedatangan Mesiah.Itu bisa jadi besok,
tetapi mungkin 100 tahun lagi, atau bahkan 400 tahun.''
Dalam
tradisi Yahudi, Mesiah merujuk kepada suatu masa depan Raja Israel,
dari garis keturunan Daud, yang akan memerintah bangsa Israel. Dia
mengawasi pembuatan peralatan yang akan diperlukan apabila waktunya
tiba.dia juga mempersiapkan pakaian khusus bagi para rabbi, tempat
khusus untuk kurban persembahan, kemenyan piala, tembaga kapal untuk
makanan persembahan, perak untuk anggur dan persembahan anggur.
Persiapan
untuk Mesiah datang, Glick sedang sibuk menahan rencana untuk
meruntuhkan Masjid Al-Aqsa dan membangun Haikal dugaan (Bait Salomo).
''Kami
bermaksud untuk hanya membangun Kubah Batu (kuil di tengah kompleks
Al-Aqsa), "kata Glick.Kita mungkin bisa menemukan cara untuk
memasukkannya ke dalam rumah suci ketiga.
Untuk
ini, orang-orang Yahudi Israel, yang didukung oleh Kristen Evangelis
AS, yang mengumpulkan dana untuk menghancurkan Masjid Al-Aqsa dan
membangun Haikal.''Kami mulai memungut dana mulai 100 dolar,''kata
Glick.
'Ada 70 juta evangelis Kristen di seluruh dunia, dan kebanyakan dari mereka telah menjadi pendukung terkuat Israel.''
Beberapa
pemimpin Gereja telah berulang kali menyatakan bahwa mereka memiliki
kewajiban moral dan alkitabiah untuk mendukung dan melindungi Israel.
Sebelumnya
Para
rabi Israel terus meningkatkan seruannya untuk secepatnya mengotori
Masjidil Aqsa, mempercepat munculnya juru selamat dan membangun kuil
yang mereka klaim. Sementara itu Gerakan Islam di Palestina 48
mengingatkan akan meletusnya kobaran api yang lebih dahsyat.
Dalam
konferensi yang diselenggarakan oleh Sayap Kanan untuk hak-hak kuil
pada hari Ahad lalu di Yerusalem, tokoh agama garis keras Yahudi
mengajak orang-orang Yahudi untuk mengunjungi tanah haram Al-Quds
bertepatan dengan upaya warga Palestina yang mereka klaim mencoba
mengotori lokasi kuil itu.
Konferensi
itu dihadiri oleh tokoh agama Yahudi terkemuka dan anggota Knesset
seperti Uri Auerbach, Rabbi Yuval Cerlo dan Profesor Hillel Weiss.
Profesor
Hillel Weiss, yang dikenal provokatif dalam hal pemukiman, telah
menyerukan untuk pembangunan Kuil ke-3 sekarang juga. Weiss mengatakan
bahwa tidak ada tempat untuk ragu-ragu dan merasa enggan.dan pembangunan
kuil itu tidak harus dengan pembongkaran Masjidil Aqsha dan Kubah
Shakrah.
Sementara
Kepala Organisasi Yehuda Glick yang memprakarsai konferensi itu
menegaskan bahwa sudah tiba saatnya untuk tidak menyerah kepada
'kekerasan orang Arab'. Ia juga menyerukan orang-orang Yahudi untuk
tidak meninggalkan lokasi tanah haram Al-Quds.
Rabbi
di pemukiman yang bersebelahan dengan Hebron, Kiryat Arba, menilai
bahwa salah satu alasan tidak adanya perdamaian karena kalangan media
Israel acuh tak acuh terhadap masalah 'hak untuk mengunjungi Bukit
Kuil', yang berada di lokasi tanah haram Al-Aqsa. "Mengembalikan tempat
itu demi kedaulatan Israel yang sebenarnya akan mempercepat juru
selamat," ujar Arba dengan penuh semangat.
Terkait
kondisi itu, surat kabar terbitan Israel, Haaretz, dalam sebuah
editorialnya pada Selasa (27/10), menyinggung ihwal bakal ledakan dari
'kawah bukit itu' di tanah haram dan bentrokan beraroma agama. Surat
kabar itu juga mengritik yahudisasi Israel di kota itu dan meminta
kepolisian agar menahan diri dan menghindari konflik.
Patut
dicatat bahwa ada puluhan organisasi Yahudi yang aktif guna membangun
kuil rekaan mereka, yang mereka yakini berada tepat di lokasi Aqsha dan
Kubah Batu. Organisasi-organisasi itu sangat menikmati dukungan publik
yang itdak kecil setelah sebelumnya ide kuil rekaan itu terbatas pada
segelintir orang Yahudi. Demikian seperti ditegaskan Yizhar Bar,
pengamat kelompok-kelompok Yahudi kepada aljazeera.
Dalam
konteks inilah Menteri Minoritas Israel, Avishay Braverman, menuduh
kaum sayap kanan Yahudi bertanggung jawab karena telah memprovokasi
tindakan dan pernyataan Muslimin.
Braverman
mengatakan kepada sebuah siaran Radio Matahari di Nazaret, kaum sayap
kanan itu justru telah memperkuat kekuatan 'ekstremis Islam' dan
menyebabkan Israel terancam di mana pun di dunia ini. Ia juga mengingat
bahwa Al-Aqsa seperti korek api yang dapat memicu kebakaran di wilayah
ini, yang tidak akan mampu dipadamkan walaupun oleh seribu rabi.
Di
lain pihak, Syekh Kamal Khatib, Wakil Presiden Gerakan Islam Utara,
menyatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu adalah orang
yang telah meluncurkan terowongan pertama di bawah Al-Aqsa pada bulan
September 1996, dan pada hari ini ia kembali mendapatkan 'kehormatan'
sebagai kepala pemerintahan yang meletakkan fondasi batu pertama untuk
pembangunan Kuil ke-3 rekaan itu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment